TEMPO.CO, Jakarta - Setelah melemparkan istilah tempe setipis kartu ATM, Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno kembali melontarkan isu menyangkut permasalahan ekonomi menggunakan makanan berbahan dasar kedelai itu. Dalam kunjungannya ke Pasar Sendiko di Semarang, Sandiaga melemparkan istilah tempe saset yang identik dengan emak-emak.
Baca: Setelah Tempe Setipis ATM, Sandiaga Sebut Ada Tempe Saset
Ceritanya, Sandiaga yang tengah berkeliling kawasan pasar menemukan tempe dibungkus memakai daun berukuran kecil. “Ini inovasi yang dilakukan Ibu Yani. Jadi bukan sampo aja yang saset. Tempe juga begitu," kata Sandiaga dalam rilis yang disiarkan media center tim pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo - Sandiaga) melalui pesan pendek pada Senin pagi, 24 September 2018. Ibu Yani adalah penjual tempe saset itu.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan cara Yani mengemas tempe saset merupakan inovasi untuk menghadapi gejolak ekonomi. Karena harga barang pokok naik, kata dia, tempe yang dikemas kecil-kecil ini bisa menjadi solusi supaya penjualan tetap laku.
Selain itu, para ibu tak perlu membeli tempe ukuran besar yang dibanderol dengan harga lebih mahal. Sebungkus tempe sachet itu dijual seharga Rp 350. Sandiaga lantas membeli beberapa biji di antaranya. Dalam kunjungannya, Sandiaga mengaku menerima keluhan dari para emak-emak terhadap harga-harga kebutuhan yang melonjak naik.
Bukan sekali ini saja Sandiaga mengaitkan permasalahan ekonomi dengan kebutuhan ibu rumah tangga. Dalam beberapa kesempatan, Sandiaga bahkan mengatakan akan menjadikan emak-emak sebagai lokomotif pembangunan ekonomi.
Menurut Sandiaga, kubu mereka memang sengaja mendekatkan permasalahan yang ada saat ini ke kelompok pemilih emak-emak. Alasannya, Sandiaga mengatakan “Isu yang luar biasa, mendapat resonansi dan vibrasi di masyarakat. Nyetrum semua di Indonesia."